Dahulu, saat panas terik tengah bergejolak kau menghampiri untuk bertegur sapa. Dan akupun memberimu sebuah kilas balik serupa.
Semakin hari terlarut dalam riang, semakin kutekadkan diri untuk kembali membangun hubungan. Penyampaian awal memang terdengar menyedihkan, ketika kau masih terdiam dan mengenang kenangan masa lalu yang membuatmu sulit untuk melangkah ke depan.
Awalnya aku ragu untuk menerima, namun setelah kupikir lebih dalam, rasa takut diri tersebut kuyakin akan hilang seiring berjalannya waktu, dan mungkin saja ia akan memutar kembali pegangannya sejauh seratus delapan puluh derajat.
Namun, setelah berbagai haluan dilewati, ketika kesabaranku teruji, ia masih saja mempunyai pandangan yang sama. Membuat hati ini mulai menjadi mendung, memunculkan kepulan awan-awan gelap yang menutupi sebagian kenangan.
Setelahnya, hanya tinggal menunggu saja hingga pasukan air mata tumpah ruah menyerang bagian inti. Hingga akhirnya rupa itu akan perlahan memaparkan luka mendalam, sulit terobati. Dan salah satu cara untuk melawannya hanyalah menghilang sejenak, semoga saja ia akan berpikir untuk mengubah kesepakatannya dilain waktu.
- Lee Yurani
Jakarta, 18 Juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar