Sebuah tempat pelampiasan imajinasi yang terpendam.

Kamis, 20 Juli 2017

Tepian Kehidupan Lain


Jemari mungil dengan tekstur lembut berinteraksi mendayung udara, mengayun lengan ke atas dan ke bawah memanggil namanya. Sang pemilih, ia terdiam disebuah puing-puing reruntuhan. Bersimbah darah dan tergelepar kumpulan bangkai-bangkai beraroma bangsai.

Para gagak menepi, mengaitkan paruhnya pada tekstur daging untuk dikunyah, ditelan, dan menyisakan tulang belulang yang berserakan, menanti pengurai terakhir datang, menghancurkan teksturnya hingga tak berbentuk lagi.

Kesadaranku seraya digerogoti oleh rayap, membuat daya pikir dan rasa pantang menyerahku sirna ditelan oleh kobaran api panas. Seandainya diriku menepi pada kegelapan dunia, akankah para jelata melihat dan menarik lenganku untuk membawaku menuju persinggahan lebih baik? Tak bisa dikehendaki, sang mata dunia bahkan tidak bisa membocorkan rahasianya.

Tak banyak perpindahan massa yang dapat kulakukan, meski rasanya ingin mendayung ke permukaan, tetapi para album kelam tak kenal henti menghantuiku. Melahap otakku bulat-bulat untuk tak memikirkan hal lain. Seandainya para pekerja inti telah memogokkan diri dari kewajibannya, maka kapasitas pernapasanku akan terhenti, dan menutup kedua bola mata sebagai penghubung menuju dunia baru, kehidupan kekal.

Hembusan angin dingin melewati fisikku, dilalui oleh awan-awan putih lembut di mana-mana. Langit terlihat cerah, tak banyak yang bisa kulihat selain hanya kumpulan gulali putih. Rupanya perlahan mengurangi kadar opasity hingga istana megah terpampang dibalik keindahan yang tertutupi.

Dari atas tangga menjulang tinggi, turun seorang ksatria dengan baju baja, memiliki sebilah pedang panjang yang tajam, diangkut oleh pelayan setianya, seekor kuda hitam dengan fisik luar biasa kuat. Nampak begitu istimewa, dari bilik punggungnya memperlihatkan sayap berpendar biru laut, terlihat cerah dan menyilaukan.

Kurasa ia penjemputku, menaikanku ke atas pelayannya, membawaku ke dalam istana megah guna diadili. Seandainya ia memberiku pilihan, aku ingin menuju dunia yang tak dihuni makhluk jahat, sebab kematianku sudah cukup mengerikan oleh ulah lengan-lengan berbisa. Sekali saja kau terpukul, maka kau akan binasa.

- Lee Yurani
PT Telkom, Jakarta, 20 Juli 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lee Yurani

Selamat datang di situs resmi blog pena saya. Pada tempat ini, saya mencurahkan segala hal mengenai kehidupan pribadi maupun karya-karya tulis saya. Dapat dikatakan, tempat ini adalah sebagai pelampiasan dari imajinasi yang terpendam.


Dahulu, aku pernah membuat sebuah blog resmi, hanya saja materi yang dibahas di sana sedikit kurang rapih. Maka dari itu, di sini aku hanya memfokuskan diri untuk memposting karya tulis saja.

Komentar

Hubungi Saya

Nama

Email *

Pesan *